HARTA YANG MEMBUAT BUTA

Oleh : Ustad Jauhar Arsy Mahrus

Alumni Al-Barokah saat ini sedang study di Al-Azhar Mesir

Di sebuah kota, hiduplah keluarga yang terkenal amat kaya raya. Semua kebutuhannya terpenuhi dan terkadang berlebihan, sampai tak sanggup tuk mau dibuat apa bila ada lebihannya. Namun sayang, selain terkenal kaya, mereka juga terkenal sangat pelit. Pernah suatu ketika, datang pengemis tua merintih minta uang. Bukan belas kasih, justru hinaan yang diberikan kepadanya. “Mau minta uang? Kami susah payah mengumpulkan uang, kau seenaknya minta? Cari uang sendiri!”

Suatu ketika, sebuah sayembara diadakan dikota tersebut. Siapa yang bisa menjadi penumpang helikopter tanpa bersuara saat dalam perjalanan, akan mendapat hadiah apapun yang ia minta. Keluarga kaya itu bergegas mendaftar. Mereka tambah bersemangat ketika mengetahui sampai saat ini belum ada yang bisa memenangkan sayembara itu. Tak lama kemudian giliran mereka untuk ikut serta.

“Selamat datang. Sebelum mengikuti sayembara ini, sudahkah kalian membaca petunjuk pelaksanaannya?” Sapa sang pilot dengan ramah.
“Sudah. Bahkan kami yakin bisa membawa pulang hadiah yang kami inginkan.” Jawab mereka dengan penuh kesombongan.
Mesin helikopter mulai bersuara, tanda sayembara dimulai. Suara bising, kondisi cuaca yang buruk, banyaknya angin diudara ditambah helikopter yang tak bisa tenang ditempat, membuat keluarga tersebut cukup kesulitan menahan agar tidak ada suara yang keluar. Meski sempat grogi diawal tapi demi meraih hadiah yang dinginkan mereka pun diam. Tiba-tiba terjadi guncangan yang membuat pintu helicopter terbuka. Karena dalam aturannya tidak boleh ada suara. Mereka diam saja. Terjadi guncangan kedua, kali ini salah seorang dari anggota keluarganya terjatuh dari helikopter, tapi merekapun tetap diam demi mengejar hadiah yang diinginkan.

Tak lama kemudian helikopter itu pun mendarat di tempat finish. Pilot memberikan ucapan selamat, karena mereka berhak meminta hadiah apapun yang mereka inginkan. Ada yang minta mobil, rumah, mesin cuci. Sampai pada akhirnya disebutlah nama salah satu dari anggota keluarga mereka namun tak ada yang menjawab.
“Sepertinya tadi bapak bersama istri. Kemana dia? Bukankah tadi ia ikut serta?” Tanya sang pilot.
Lalu sang suami menjawab, “Iya benar, tadi dia ikut. Namun, ditengah jalan pintu helikopter terbuka dan ia jatuh. Karena sudah sepakat agar tidak ada yang bersuara maka kami semuanya diam.”
“Apa? Bukankah lebih baik jika kalian berbicara daripada kehilangan satu orang penting dari keluarga kalian.” Sahut sang pilot dengan terkejut.
Memang harta bisa membutakan dunia ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Kemuliaan Seseorang Itu Di Dasari Oleh Adab Dan Ilmu Bukan Karena Keturunannya

Nasehat ulama dalam menilai seseorang, telah berkata al imam Assyafi’i radhiallahu anhu…

Taharrak Fa-Inna Fil Harakati Barakah

 AYO OLAHRAGA………….   Taharrak Fa-Inna Fil Harakati Barakah (Bergeraklah, karena setiap gerakan…