Calon Pemimpin

Published on

Penulis

Share Article

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Oleh: Drs. KH. Rosyidin Ali Sa’id

PENDAHULUAN

 

Masalah kepemimpinan adalah permasalahan yang terpenting dalam hidup, baik pada tingkat kepemimpinan yayasan, lembaga pendidikan ataupun dalam proyek kebijakan, bagaimanapun bentuk dan ukurannya. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap permasalahan tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah SAW

كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته

“Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya itu.” [HR. Turmudzi, Abu Dawud, Bukhari, dan Muslim]

Jika kita coba untuk menarik benang merah mengapa Islam memberi perhatian terhadap permasalahan kepemimpinan ini adalah tidak lain semata-mata karena adanya misi suci dari Allah SWT untuk menciptakan manusia di muka bumi sebagai seorang pemimpin (خليفة) yang pada awal mulanya ditentang oleh para malaikat. Peristiwa ini telah dapat kita telaah seksama di dalam surat Al-Baqarah ayat 30-39 yaitu tentang penciptaan manusia dan penguasaannya di bumi. Seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia di muka bumi dan kompleksnya problematika yang dihadapi, manusia sadar bahwa mereka tidak dapat eksis tanpa adanya bantuan dari orang lain, maka manusia pun memerlukan satu dengan lainnya. agar hubungan tersebuyt memiliki suatu sistem yang jelas dan akuntabel maka mereka sepakat untuk membuat suatu kepemimpinan yang berguna untuk menjamin terlaksananya aturan-aturan hidup yang dapat menjadikan kehidupan manusia itu menjadi lebih baik, benar, dan indah.

Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin besar yang bukan saja diperuntukkan bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh umat manusia. Labelisasi demikian secara jelas terdapat dalam firman Allah SWT;

 : وَماَ أَرْسَلْناَكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعاَلَمِيْنَ

“Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.”

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيْمٍ [القلم 4

“Dan Kau (Muhammad) sungguh punya budi pekerti yang agung.”

Kemuliaan budi pekerti dalam kepemimpinan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW telah begitu banyak dirasakan oleh para pengikut beliau yaitu golongan yang pertama-tama beriman kepada ajaran Rasulullah SAW, kaum muhajirin dan kaum anshar serta para sahabat dan pengikut ajaran beliau. Hal yang paling penting dari kepemimpinan Rasulullah SAW adalah bahwa beliau pertama-tama selalu menekankan kepada pengikutnya untuk beriman hanya kepada Allah SWT (الإيمان بالله). Ajaran Tauhid yang dibawa beliau menjadi landasan utama dalam setiap gerak dan langkah kepemimpinan beliau sehaingga senantiasa berlandaskan pada al-akhlaq al-karimah (الأخلاق الكريمة) dan taqwAllah (تقوى الله). Kota Makkah menjadi pusat pengajaran tauhid kepada Allah SWT sebelum selanjutnya beliau memperluas wilayah pengajaran dan kepemimpinannya di kota Madinah setelah beliau hijrah pada 16 juli 622 M yang dipandang oleh umat Islam sebagai permulaan zaman baru dalam pengembangan ajaran Islam. Oleh umat Islam, tanggal yang bersejarah tersbut dijadikan awal perhitungan bagi tahun mereka yang terkenal dengan nama “tahun hijriyah” pada masa khalifah Umar bin Khattab.

(1) Sebagai seorang pemimpin, Nabi Muhammad SAW memberikan hak yang sama kepada kaum Muhajirin dan Anshar. Nabi melarang (mengharamkan) penduduk Madinah melakukan penumpahan darah dan melakukan pembalasan dendam. Beliau menyuruh mereka datang kepada beliau untuk meminta hukum, arbitrase (tahkim) dalam segala persoalan yang mereka hadapi dan perselisihan yang terjadi di antara mereka. dengan demikian Nabi Muhammad SAW telah mendirikan dasar-dasar pemerintahan Islam.

(2) sebagai pemimpin, beliau senantiasa menganjurkan semangat persaudaraan, mengasuhi anak-anak yatim, perempuan janda, hamba sahaya, dan perbuatan lain yang dapat membahagiakan pergaulan hidup dan membangunkan peri kemanusiaan yang sejati. Dengan sifat-sifat kerasulan yang ada pada Muhammad SAW yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah, beliau mengembangkan ajaran Islam sekaligus dasar-dasar pemerintahan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan tentunya terlebih dahulu mengajak umat manusia untuk beriman kepada Allah SWT (الإيمان بالله) dan hanya menyembah kepada Allah SWT (توحيد الله).

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp