JANGAN SAMPAI MEDSOS SUNGKURKAN KITA KE NERAKA
“Wahai Rasulullah! Beritahukanlah kepadaku amal perbuatan yang dapat memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka,” tanya Sahabat Mu’adz bin Jabal.
“Sungguh engkau bertanya tentang perkara besar. Tetapi sesungguhnya hal itu mudah bagi orang yang Allah mudahkan atasnya…” jawab Nabi yang lalu menjelaskan beberapa amalan utama dalam Islam.
Pada penutup hadits itu, Nabi balik bertanya kepada Mu’adz, “Maukah kujelaskan kepadamu tentang hal yang menjaga itu semua?”
“Mau, wahai rasululllah.”
Nabi memegang lidah beliau dan bersabda, “Jagalah ini (lisan)!”
“Wahai Nabi Allah, apakah kita akan dihukum akibat perkataan kita?”
“Dengarkan! Tidaklah manusia tersungkur di neraka pada wajah mereka atau hidung mereka terlebih dulu melainkan dengan sebab lisan (ucapan) mereka?”
Bagaimana dengan tulisan? Setali tiga uang. Imam al-Ghazali dalam Bidayat al-Hidayah hal. 57 menjelaskan:
آدَابُ اليَدَيْنِ: وَأَمَّا اليَدَانِ فَاحْفَظْهُمَا عَنْ أَنْ تَضْرِبَ بِهِمَا مُسْلِماً… إلى قوله: أَوْ تَكْتُبَ بِهِمَا مَا لاَ يَجُوْزُ النُّطْقُ بِهِ، فَإِنَّ القَلَمَ أَحَدُ اللِّسَانَيْنِ، فَاحْفَظِ القَلَمَ عَمَّا يَجِبُ حِفْظُ اللِّسَانِ عَنْهُ.
Jaga lisan dan tulisan, jaga pula hati. Jauhkan hati dari mental-mental negatif seperti sikap emosional (al-infi’aliyyah), pengkultusan (al wijaahiyyah), merasa hebat (al i’tizaaziyyah), dan meremehkan (al intiqashiyyah).
Di tahun politik saat ini, ujian tersebut terasa makin dahsyat.
Wallahul-Musta’an.