Allah sebaik- baik penolong dan sebaik-baik tempat bersandar. Dia lah Yang Maha Kuat, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang Maha Pemberi Pertolongan, Yang Maha Mengabulkan, Yang Maha Kekal… Sementara manusia adalah makhluknya yang bersifat lemah, fakir, lagi fana. Maukah kita bersandar kepada yang lemah, fakir, dan fana? Alangkah merugi bila kita menyandarkan kepada selain Allah, cukuplah Allah sebagai penolong. Karena sungguh, tidak ada yang mampu memberikan manfaat dan mudarat selain Allah, tiada yang mampu memberikan rezeki bila Allah telah menahannya, dan tiada pula yang sanggup menahan rezeki bila Allah telah memberikannya. la haula wa la quwwata ila billah. Tiada daya dan upaya melainkan karena pertolongan Allah. Duhai Allah, jangan tinggalkan kami walau hanya sekejap..
Sungguh benar sabda Rasululullah.. Bila kita terus menerus mendatangi orang lain, berkeluh kesah tentang segala permasalahan kita, belum tentu permasalahan kita selesai atau dibantu olehnya. Bisa jadi orang lain merasa bosan, enggan membantu, atau bahkan marah. Lalu bagaimana bila kita terus menerus datang kepada Allah? MasyaaAllah… Allah berikan ketenangan bagi hati kita, amat sangat mudah bagi Allah untuk menyelesaikan segala permasalahan kita, menghilangkan segala duka lara, bahkan Allah sangat cinta kepada hambaNya yang datang merintih, mengadu, dan berdoa kepadaNya.
Maka ketika ujian datang menyapa, sempurnakan ikhtiar kita dengan sabar dan bersujud kepadaNya. Sampaikan segala keperluan kita kepada Allah, serahkan segala urusan kepada Allah yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya. Sandarkan hati dengan tawakkal. Sungguh takkan ada beban di luar kesanggupan kita. Maka mengadulah kepada Allah, merintih, dan menangis seraya bermunajat.
“Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat bagi kami dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” ( Q.S al Kahf: 10)
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak kami sanggup memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami..” ( Q.S al Baqarah : 286)
Dalam shalat sehari semalam selalu kita ucapkan berulang-ulang “Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin ” hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” Sudahkah kita benar-benar mengamalkannya? Ataukah lisan kita hanya sekedar mengucap ” Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin” tanpa makna dan mendustakannya?