Kehidupan Yang Baik Itu Bagaimana?

             Kehidupan yang baik adalah anda harus memiliki tujuan hidup yang terencana dan terbatasi. Tujuan adalah sasaran, cita-cita. Tujuan lebih daripada sekedar mimpi; tujuan adalah mimpi yang di wujudkan. Tujuan lebih daripada sekadar pertanyaan kabur, “Oh saya berharap dapat.” Tujuan adalah pertanyaan yang jelas “Inilah apa yang saya usahakan agar tercapai.” Kehidupan tidak ada yang terjadi tanpa tujuan, tidak ada langkah maju yang di ambil hingga suatu tujuan ditetapkan. Tanpa tujuan, orang hanya berkeliaran dalam menjalani hidup ini. Mereka berjalan terhuyung-huyung, tanpa mengetahui kemana mereka pergi dan akibatnya mereka tidak pernah sampai kemana-mana. Kemudian anda memiliki perhatian dan fokus untuk meraihnya serta menjalin komunikasi terhadap orang yang bisa berbagi cara dan metodologi sehingga memperluas pengetahuan anda dalam membatasi tujuan yang anda cita-citakan. Sampai akhirnya, Anda bisa menikmati pekerjaan yang akan membawa anda menuju kesuksesan. Maka, definisikan tujuan anda, gambarkan metodenya, atur tahapannya, cintailah tujuan anda dan cintailah proses untuk mencapainya, sehingga anda  merasa bahagia yang tak terhingga. “Yang penting bukanlah di mana Anda berada dahulu atau di mana Anda berada sekarang, melainkan ke mana Anda ingin TIBA.”

            Banyak orang yang sengsara dalam hidupnya. Adapun  penyebab kesengsaraan mereka adalah karena mereka itu hidup, tapi tidak tahu untuk apa mereka hidup? Apa tugas mereka dalam hidup? Apa tujuan hidup  mereka? Maka mereka itu ibarat orang yang berjalan di jalan dengan tanpa tujuan, berkeliaran ke sini, dan ke sana, tanpa arah dan tujuan. Jika Anda melihat seorang yang tidak memiliki gairah hidup, gelisah, bosan dan jenuh, didominasi oleh kesedihan dan kecewa, maka ketahuilah bahwasanya orang tersebut telah kehilangan satu unsur atau dasar dari unsur-unsur kehidupan yang baik (hidup nyaman, tenang dan bahagia).

            Maka tatkala orang ini dalam keadaan kosong tanpa aktifitas apapun, maka ia selalu menggantungkan pada uang warisan atau uang yang  berasal dari pekerjaan orang lain, dan dia sudah merasa tercukupi kebutuhannya dengan ini, sehingga orang ini lebih cenderung disebut sebagai pengangguran. Yaitu manusia yang terbiasa untuk melihat kehidupan dengan pandangan yang hitam, ia selalu menyerah dengan keadaan dan tidak pernah berusaha untuk melawannya.

            Atau ia hidup menyendiri saja, tidak berpartisipasi dalam pekerjaan sosial, yaitu merasakan kasih dan sayang antar sesama, yang mana hal ini merupakan salah satu nikmat besar bagi manusia. Atau hidup tanpa tujuan dan tidak bersemangat untuk bekerja dan tidak menatap tujuan. Bahkan yang demikian itu ibarat binatang, bahkan lebih hina, dikarenakan ia telah mengingkari nikmat yang telah Allah karuniakan kepadanya, dan ingkar kepada dirinya sendiri, keluarganya, negaranya, masyraktnya, dan agamanya. #min_faidhil khotir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Taharrak Fa-Inna Fil Harakati Barakah

 AYO OLAHRAGA………….   Taharrak Fa-Inna Fil Harakati Barakah (Bergeraklah, karena setiap gerakan…

Senam Pagi Mingguan Santri Pondok Modern Al-Barokah

  العقل السليم فى الجسم السليم ,Salah satu filsafat yang selalu didapati…