Kutipan Pidato Pimpinan dalam acara Pertemuan Rutin Mingguan

Guru-Guru KMI Pondok Modern Al-Barokah, Kamis, 6 April 2018

                Pada hari Ahad, 1 April 2018, Bapak Pimpinan Pondok Modern Al-Barokah, KH. Rosyidin Ali Said menghadiri acara rapat koordinasi seluruh pimpinan pesantren Mu’adalah yang bertempat di kampus Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, dengan materi musyawarah dan pembahasan Rancangan Undang-Undang untuk pelaksanaan sistem Mu’allimin pondok Pesantren Mu’adalah di Indonesia. Yang menjadi inti pembahasan adalah revisi dan perubahan pasal-pasal tentang kedudukan pondok pesantren di dalam undang-undang tersebut, karena kedepannya Pondok Pesantren yang mengikuti sistem Mu’allimin akan berada di bawah naungan Departemen tersendiri. Dan semenjak awal sudah disepakati bahwa seluruh pondok-pondok pesantren mu’adalah tetap dalam khittah untuk tidak mengikuti Ujian Nasional yang diselenggarakan pemerintah.

                Adapun tantangan Pondok Modern ke depan adalah bahwa kualitas Pondok Pesantren itu kemungkinan akan dinilai oleh masyarakat hanya dari kuantitatif jumlah santrinya, maka Pondok Modern Al-Barokah harus berupaya agar santri dan Guru-guru di pondok ini selalu memperhatikan bukan hanya masalah kuantitas, tetapi juga tentang kualitas dan mutu santri. Dalam upaya peningkatan kualitas maka pondok Modern Al-Barokah harus terus meningkatkan spiritual semua penghuni pondok ini, baik dari spiritualitas santri, guru, wali santri, karyawan dan bahkan mengenai status tanah wakaf dimana pesantren itu didirikan, karena hal itu juga ikut mempengaruhi. Karena Pondok Modern Al-Barokah sudah berstatus wakaf, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berjuang pol-polan, gerakan-gerakan harus menuruti suasana hati yang bersih, ikhlas, dan diiringi dengan penuh kesungguhan. Karena kita semua tahu bahwa pada hakektanya kunci rizki itu terletak pada kualitas spiritualitas kita, terletak pada istighfar, bagaimana sholat jama’ah lima waktunya, sholat Sunnahnya, tahajjudnya, Dhuhanya, Rowatibnya, shodaqohnya, mu’amalah ma’al Kholiq, bagaimana hubungan manusia dengan Allah, dan bagaimana hubungan manusia dengan masyarakat sekitar.

                Perjuangan mengelola pesantren titipan umat Islam seperti ini, tidak bisa hanya dengan angan-angan. Perlu adanya management yang baik, teratur, dan terarah. Harus dikawal dengan program-program kongkrit dan dilaksanakan dengan cara yang sistematis. Maka, media dakwah Pondok Modern Al-Barokah harus terus digalakkan, digencarkan, dan disosialisasikan, baik melalui media sosial, maupun melalui kiprah para alumni. Maka, dengan management yang baik, kegiatan-kegiatan yang dinamis dan luar biasa, maka akan terbentuk sebuah kepercayaan masyarakat (trust). Dalam mengelola suatu program, hendaknya dipertimbangkan terlebih dahulu, dilihat, dan ditelaah, jikalau terdapat program yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, maka segera keluar dari zona dan beralih untuk fokus kepada program yang berpeluang dan memungkinkan untuk terlaksana dengan baik. Jangan berkutat pada program yang tidak jelas, atau menyusun program yang berlebihan, muluk-muluk, tapi tidak dilaksanakan. Itu berarti sudah rugi waktu dan tenaga.

                Pada acara tasyakur Peringatan 25 tahun Pondok Modern Al-Barokah, kita berencana untuk memprogramkan acara sarasehan pembentukan dan pelantikan P2I (Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia) yang akan dihadiri oleh PD Pontren, dan akan diketuai oleh Dr. Tatag. Begitu juga dengan acara silaturrahim para Kyai dan alim ulama se-Jawa Timur yang direncakan akan mengundang Dr. KH. M. Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantiyo, dan Ketua MPR RI, Dr.(HC). H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M.. Semoga Allah mempermudah jalan dan niat baik kita semua. Amiin.

                Sebagai persiapan menghadapai ujian akhir tahun ini, supaya ditingkatkan kepembimbingan kepada santri-santri khususnya dalam metode belajar guna menghadapi ujian kenaikan kelas. Ajarilah mereka bagaimana menyusun jawaban yang baik, karena kemungkinan mereka belum terlalu terbiasa dengan penulisan jawaban yang benar dan baik dengan berbahasa resmi, dan dilatih bagaimana menyusun dan merangkai kata yang benar sehingga mampu dibaca dengan baik dan mudah dimengerti. Sebagai seorang tenaga pendidk bagi santri agar terus berupaya membangkitkan kegemaran untuk bertanya, baik ketika pelajaran di dalam kelas, maupun ketika waktu keliling belajar terbimbing malam hari (muwajjah). Kalau terjadi krisis gemar bertanya berarti terjadi kemerosotan mentalitas, mental mau tahu, mentak mau paham, mental mau mengerti, mental mau bisa, dan lain-lain. Bagaimana jika seorang murid tidak memiliki ruh kesemangatan untuk bisa? Dulu, ada santri yang berasal dari Sulawesi. Santri ini adalah santri yang memiliki keterbatasan fisik, bahkan kekurangan dalam indera penglihatannya karena memiliki mata normal yang hanya sebelah. Tapi dia memiliki ruh kesemangatan yang luar biasa, mempunyai keberanian untuk bertanya, dan kemauan untuk bisa, meskipun kemampuannya juga pas-pasan. Bahkan, setiap malam, santri ini selalu mengetuk pintu rumah Pak Kyai untuk sekedar menanyakan pelajaran yang belum dipahami. Bentuk murid yang seperti ini bagi kami adalah santri yang berprestasi, khususnya dalam mental dan akhlaknya. Murid seperti ini sungguh berharga di mata Gurunya. Maka, kedekatan persuasif guru, rasa sayang guru kepada murid, merupakan proses untuk memberikan motivasi dan kesemangatan belajar bagi para murid. Guru harus tahu waktu, ketika waktunya marah, maka harus marah, dan ketika waktunya memperhatikan, maka harus memperhatikan murid dengan penuh kesungguhan. Kebahagiaan Guru itu tatkala melihat para santrinya berakhlak mulia, loyal kepada Gurunya, sopan, dan berbakti. Berarti yang seperti demikian itu yang masuk ke anak didik itu adalah ilmu di dalam hatinya, sanubarinya, bukan hanya al-ilmu fis sutuur (ilmu di dalam lembaran-lembaran Buku). Murid itu akan terbentuk tergantung bagaimana seorang Guru mengarahkan, memperhatikan, peduli, dan mendidik dengan tulus ikhlas. Tatkala seorang Guru melihat tingkah laku muridnya di kelas yang negatif, kurang taat, kurang bisa menangkap pelajaran, atau bahkan menjengkelkan, maka yakinlah bahwa merekalah yang kelak akan menarik tangan kita masuk ke dalam surga. Maka ihlaskanlah dan bersungguh-sungguhlah dalam mendidik,niatkan untuk beribadah lillah. (Abu Zayyan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Kemuliaan Seseorang Itu Di Dasari Oleh Adab Dan Ilmu Bukan Karena Keturunannya

Nasehat ulama dalam menilai seseorang, telah berkata al imam Assyafi’i radhiallahu anhu…

Taharrak Fa-Inna Fil Harakati Barakah

 AYO OLAHRAGA………….   Taharrak Fa-Inna Fil Harakati Barakah (Bergeraklah, karena setiap gerakan…