Sejarah alat musik tradisional rebana – Tambourine atau yang dalam istilah bahasa Indonesia disebut Rebana, memiliki istilah yang berbeda di negara yang lain mengikuti perkembangan sejarah instrumen tersebut di tanah kelahirannya. Tetapi pada dasarnya secara umum dalam bentuk dan fungsinya tetap sama.
Rebana (bahasa Jawa: terbang) adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku melayu. Bingkai berbentuk lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing.
Pengertian dari Rebana : Rebana merupakan Alat Musik Tradisional yang Berasal dari Timur Tengah merupakan bagian dari sebuah Dakwah yang berwujud dari instrumen musik yang melanturkan Syair-Syair islami Dan melestarikan Shalawat Nabi SAW dan terdapat hampir di seluruh Indonesia. Biasa digunakan pada saat acara Kesenian. Alat Musik ini beredar luas di seluruh dunia
Alat musik Rebana sendiri biasanya digunakan dalam kesenian yang bernafaskan agama Islam seperti hadrah ataupun saat membaca shalawat burdah.
Pertama kali rebana dipakai dalam acara penyambutan Rasulullah ketika hijrah ke Madinah dengan lantunan “Thola’al badru ‘alaina” sebagai ucapan syukur atas kedatangan Rasulullah. Kemudian selang beberapa waktu rebana ini dijadikan sebagai sarana dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat luas.
Di Indonesia sendiri rebana dikenal dengan sebutan ‘terbang’ (khususnya Jawa). Kita perlu mengetahui bahwa rebana pertama kali diperkenalkan ke Indonesia sekitar abad 13 hijriyah oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi (1259-1333 H/ 1839-1913 M). Tujuan dia datang ke Indonesia adalah berdakwah, namun di samping berdakwah dia juga membawa kesenian Arab yakni pujian-pujian kepada Rasulullah yang diiringi oleh rebana. Kemudian dia mendirikan majlis-majlis sholawat. Selang beberapa waktu majlis yang didirikan oleh Habib Ali ini mendapat perluasan khususnya di Banjar, Kalimatan, dan Jawa. Akhirnya rebana ini dapat kita kenal hingga saat ini.
Latihan Rebana Yang diadakan setiap satu minggu sekali oleh para santriwati Pondok Modern Al-Barokah merupakan salah satu kegiatan Ekstrakulikuler yang banyak diikuti oleh Santriwati
Kegiatan ekstrakulikuler berupa rebana ini diikuti sekitar 15 santriwati dan di latih oleh Bapak Arif, banyak ilmu yang telah didapat pada latihan tersebut beberapa di antaranya ialah : Roll in, Balleti dan Dangdut satu.
Grup atau kelompok Rebana yang diberi nama ألطف الصّوت ini merupakan kegiatan ekstrakulikuler yang biasa di tampilkan pada Acara-Acara tertentu. Di harapkan santriwati tidak hanya berwawasan luas di bidang pelajaran namun juga di bidang musik begitupula dapat menjadi medan mengekspresikan diri dalam kesenian.