Senin, 7 Dzulqo’dah 1446/ 5 Mei 2025
NGANJUK – Pondok Modern Al-Barokah Nganjuk menjadi pusat pertemuan strategis Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) se-Jawa Timur pada Senin (5/5/2025). Acara Tajammu’ yang dihadiri lebih dari 15 pimpinan pesantren ini mengusung tema “Semangat Ukhuwwah Kolaboratif dan Membahas Tantangan Kepemimpinan Generasi Penerus”, menegaskan posisi penting Al-Barokah dalam jaringan pesantren alumni Gontor.
Kehadiran tokoh-tokoh penting seperti Sekjen FPAG, KH. Anang Rikza Masyhadi, Ph.D. Pimpinan Pondok Modern Tazakka Batang dan Wakil Ketua FPAG, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tijani, Lc, M.A. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Madura. Juga hadir dalam pertemuan ini para pimpinan pesantren yang tergabung dalam FPAG se Jawa Timur, diantaranya PP. Baitul Arqom Jember, PM AIBS Bojonegoro, PP Ihya’ul Qur’an Nururrahman Malang, PP Mujahidin Jombang, PP Darul Ukhuwwah Malang, PP Daar El-Hikmah Pasuruan, PM Arrisalah Ponorogo, Ma’had Darul Mukminin Malang, PT Majapahit Mojokerto, PP Al-Hijrah Ngawi, Pesantren Tarbiyah Wonosalam, PP Ummul Quro’ Trenggalek, PP Ar-Rohman Magetan dan lain sebagainya. Kehadiran para tokoh-tokoh FPAG semakin memperkuat signifikansi pertemuan tersebut. Forum ini menjadi momentum penting bagi penguatan silaturahmi antar pesantren yang tergabung dalam FPAG.

Dalam sambutannya, KH. Anang Rikza menyoroti pentingnya dokumentasi prestasi santri dan “piagamisasi” sebagai bentuk pengakuan resmi atas capaian para santri. “Pemberian sertifikat penghargaan atas capaian santri, seperti hafalan Juz ‘Amma, meskipun baru satu juz, merupakan bentuk pengakuan yang dapat berguna di luar pesantren,” jelasnya.
KH. Anang juga memaparkan berbagai program kaderisasi FPAG, dari beasiswa ke Timur Tengah, studi kedokteran, hingga program pertambangan di Universitas Cordova Al-Ikhlas. “Semua ini adalah bagian dari misi membangun portofolio bahwa lulusan sistem pendidikan Mu’allimin mampu bersaing di berbagai bidang,” tegas beliau.
Menyoroti isu krusial regenerasi kepemimpinan, KH. Anang mengutip Surat Ali Imran ayat 144 dan menegaskan bahwa keberlanjutan pesantren tidak boleh bergantung hanya pada satu figur pendiri. “Ada pondok yang setelah ditinggal pendirinya justru semakin bangkit dan berkembang. Tapi ada juga yang terpuruk karena gagal dalam proses regenerasi,” jelasnya. Beliau kemudian memberi contoh keberhasilan Al-Amien dan Darunnajah sebagai pondok yang mampu melewati masa transisi kepemimpinan dengan baik. Beliaupun mendukung PM Al-Barokah dengan kepemimpinan kolektif kolegial saat ini, K. Muhammad Rizqy Nawwari, M.A, K. Ahmad Zaenuri, M.Pd, dan K. Firdaus Sumanto, S.Pd.I, akan membawa kepada keberhasilan Al-Barokah pada era ini.
Sementara itu, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tijani menekankan pentingnya estafet kepemimpinan yang baik dalam keberlanjutan pesantren. “Perjuangan di pesantren harus terus dilanjutkan meskipun pendirinya telah wafat. Keberlanjutan sistem tidak boleh bergantung pada satu tokoh saja, melainkan pada sistem dan kekuatan para asatidz dan masyayikh,” tegas beliau.
Pondok Modern Al-Barokah sendiri telah memasuki usia 32 tahun dan berada dalam fase penting untuk menjaga nilai-nilai yang ditanamkan para pendirinya. Pesantren yang dirintis sejak tahun 1993 ini terus berkembang berkat pembinaan intensif dari Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi M.A. dan Drs. KH. Rosyidin Ali Sa’id, serta dukungan dari H. Harmoko.

Dalam sambutan hangatnya selaku tuan rumah, Pimpinan Pondok Modern Al-Barokah, Kiai Muhammad Rizqy Nawwari, M.A., menyampaikan visi kepemimpinan yang menekankan pentingnya merawat dan melanjutkan nilai-nilai perjuangan yang telah ditanamkan oleh para pendiri pondok. Beliau menyampaikan bahwa Pondok Modern Al-Barokah kini berada pada fase krusial untuk menjaga fondasi nilai, menjaga kesinambungan sistem, dan memastikan bahwa estafet kepemimpinan dijalankan dengan penuh tanggung jawab oleh generasi penerus.
“Alhamdulillah, Al-Barokah telah memasuki usia 32 tahun. Sejak dirintis oleh Bapak pada tahun 1993, pondok ini terus berkembang hingga akhirnya beliau wafat karena kasih sayang Allah yang begitu besar. Maka perjuangan ini harus dilanjutkan oleh generasi penerus, InsyaAllah pada era penerus ini Al-Barokah akan sampai ke Golden Era of Al-Barokah, Aaamin.” ujarnya.
Beliau juga menekankan bahwa kekuatan pondok bukan hanya pada figur pimpinan semata, melainkan pada sistem yang kokoh, nilai perjuangan yang diwariskan, dan dukungan kolektif dari para guru, alumni, serta seluruh elemen pondok. Dalam penutupnya, beliau memohon doa dan dukungan dari para kiai agar Pondok Modern Al-Barokah terus berkembang, memberi keberkahan, dan menjadi manfaat nyata bagi umat.
Tajammu’ FPAG di Pondok Modern Al-Barokah ini menjadi bukti konkret kuatnya jaringan alumni Gontor dan komitmen bersama untuk memajukan sistem pendidikan pesantren di Indonesia. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal kolaborasi yang lebih intensif antar pesantren alumni Gontor demi keberlanjutan nilai-nilai perjuangan dan pengembangan kualitas pendidikan pesantren di masa depan.