SHALAT DHUHA

Shalat dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Shalat ini bisa dilaksanakan mulai dari 20 menit setelah terbit fajar hingga 15 menit menjelang masuk waktu dzuhur. Sedang waktu paling utama adalah diseperempat siang, sekitar pukul 8.30, sesuai dengan namanya yang bermakna waktu matahari sepenggalah atau satu tombak.

Keutamaan shalat dhuha sangat banyak sekali, diantaranya adalah:

1. Shalatnya Orang Awwaabin (Orang-orang yang taat).
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ ».
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Shalatnya orang-orang yang taat adalah ketika anak unta mulai kepanasan. (HR. Tirmidzi)

2. Bernilai Sadaqah.
عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى ».

Dari Abu Dzar RA. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Setiap pagi, setiap ruas badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid sedekah, setiap tahlil sedekah, setiap takbir sedekah. Menyuruh kepada kebaikan sedekah, dan melarang kemunkaran adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan dua rakaat shalat dhuha. (HR. Muslim)

3. Dijanjikan kecukupan oleh Allah SWT.
عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ وَأَبِى ذَرٍّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « عَنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ لِى مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ آخِرَهُ »

Dari Abu Darda’ RA. Dan Abu Dzar RA. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Allah SWT berfirman: wahai anak adam, ruku’ lah kepadaku empat rakaat diawal siang, niscaya Ku cukupkan untukmu disepanjang hari itu. (HR. Ahmad)

Tata Cara Shalat Dhuha

Shalat dhuha dikerjakan dengan salam ditiap dua rakaatnya. Jumlah minimalnya adalah dua rakaat, sedang maksimalnya menurut jumhur ulama adalah dua belas rakaat. Sebagian ulama lain tidak memberi batasan jumlah rakaat selama waktu dhuha masih ada. Wallahu a’lam.
Adapun tata caranya sama seperti shalat sunnah pada umumnya, yaitu:

1. Niat. Jumhur ulama menyepakati bahwa niat tempatnya dalam hati. Adapun melafadzkan niat adalah sebatas anjuran dalam rangka menghadirkan niat dalam hati. Dalam madzhab Syafi’i, lafadz niat shalat dhuha adalah:
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

2. Takbiratul Ihram. Semua jari dirapatkan, dihadapkan kedepan, diangkat sejajar dengan telinga, boleh juga sejajar dengan pundak, seraya mengucap “Allahu Akbar”. Lalu tangan disedekapkan diantara dada dan perut, dengan tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri. Disunnahkan setelahnya membaca doa iftitah.

3. Membaca surat Al Fatihah.

4. Membaca surat atau ayat Al Qur’an.

5. Ruku’. Setelah membaca surat atau ayat, tangan diangkat setinggi telinga atau pundak sambil mengucap “Allahu Akbar”, lalu badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut, punggung diluruskan dengan kepala, kemudian membaca doa:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ (3x)

6. I’tidal. Berdiri dari ruku’ sambil mengucap “Sami’allahu liman hamidah”. Lalu membaca doa I’tidal:
رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاَوَاتِ وَمِلْءُ الأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَىءٍ بَعْدُ

7. Sujud. Mengucap “Allahu Akbar” sambil menurunkan badan, menempelkan tujuh anggota sujud kebawah, yaitu dahi, hidung, kedua lutut, kedua telapak tangan dan jemari kaki kiri dan kanan. Dahi dan hidung menempel lantai, Jemari dirapatkan, kedua siku diangkat jangan sampai menempel dibawah, jemari kaki ditekan, lalu membaca doa:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ (3x)

8. Duduk Iftirasy (Duduk diantara dua sujud). Bangkit dari sujud sambil mengucap “Allahu Akbar”, duduk dengan posisi menduduki kaki kiri dengan telapak kaki kanan berdiri, lalu membaca doa:
رَبِّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْفَعْنِى وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى

9. Sujud kedua, seperti sujud pertama.

10. Berdiri rakaat kedua, membaca surat Al Fatihah.

11. Membaca surat atau ayat Al Qur’an.

12. Ruku’.

13. I’tidal.

14. Sujud.

15. Duduk Iftirasy.

16. Sujud kedua.

17. Duduk tahiyat. Sebagaimana duduk Iftirasy, namun bedanya, kaki kiri dikeluarkan disela kaki kanan yang dalam posisi tegak. Kemudian membaca doa tahiyat. Sebagian ulama berpendapat, telunjuk kanan ditegakkan ketika membaca kalimat “Asyhadu an Laa Ilaaha illallah”, sebagian lain beranggapan menegakkan telunjuk dimulai sejak awal duduk. Wallahu a’lam.

18. Salam. Ritual shalat dhuha diakhiri dengan mengucap “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh” sambil menghadapkan wajah kearah kanan, kemudian mengucapnya lagi sambil menghadap kearah kiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like